BAB 4 PELAPORAN DAN
PENGUNGKAPAN
4.1 Bagaimana
praktek pengungkapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata kelola keuangan
perusahaan di suatu Negara
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber
keuangan, sistem hukum, ikatan politik ekonomi, tingkat pembangunan
ekonomi,tingkat pendidikan, budaya dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional
dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan
dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris, dan negara – negara Aglo Amerika
lainya pasar ekuitas tersebar luas antara pemegang saham dan perlindungan
terhadap investor sangat ditekankan.Investor intitusional memainkan peranan
penting , menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang
meningkat. Pengukapan publik sangatlah maju sebagai respos terhadap
akuntabilitas perusahaan publik. Di Negara lain seperti Prancis, Jepang, dan
beberapa Negara berkembang kepemilikan saham masih tetap sangat terkonsentrasi
dan bank merupakan sumber utama pembiayaan perusahaan dan menetapkan disiplin
perusahaan. Pengunkapan publik tidak terlalu maju di pasar – pasar ini dan
perbedaan besar dalam jumlah informasi yang di berikan kepada pemegang saham
besar dan kreditor dengan yang diberikan kepada publik masih diperbolehkan.
4.2 Persoalan-persoalan
penting yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk membuat pengungkapan
keputusan
Salah satu tujuan utama pelaporan keuangan adalah memasok
informasi untuk pengambilan keputusan. Untuk itu dibutuhkan pengungkapan data
keuangan dan informasi relevan lainnya dengan cara yang tepat. Berikut beberapa
hal yang penting berkaitan dengan tentang pengungkapan informasi keuangan :
- Tentang pada siapa informasi diungkapkan
- Tentang tujuan informasi
- Tentang seberapa banyak informasi yang harus diungkapkan
- Tentang bagaimana informasi diungkapkan
- Tentang waktu pengungkapan informasi
- Tentang pada siapa informasi diungkapkan
- Tentang tujuan informasi
- Tentang seberapa banyak informasi yang harus diungkapkan
- Tentang bagaimana informasi diungkapkan
- Tentang waktu pengungkapan informasi
4.3 Tujuan
pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas
Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan
sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal
(investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang
paling produktif.
Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:
1. Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
2. Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
3. Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
4. Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
5. Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
6. Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.
Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.
Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:
1. Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
2. Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
3. Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
4. Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
5. Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
6. Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.
4.4 Perbedaan
mendasar praktek pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek
Tingkat
pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan
untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat
tiga tingkatan pengungkapan yaitu pengungkapan penuh, pengungkapan wajar, dan
pengungkapan cukup. Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang
diberikan oleh perusahaan, baik informasi keuangan maupun informasi non
keuangan. Pengungkapan penuh tidak hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga
mencakup informasi yang diberikan pada management letter, company prospect dan
sebagainya. Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar
akuntansi yang berlaku. Sementara pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup
ditambah dengan informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan
keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.
Catatan
atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan
dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan:
- Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.
- Informasi yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
- Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Tingkat
pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan
untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat
tiga tingkatan pengungkapan yaitu pengungkapan penuh, pengungkapan wajar, dan
pengungkapan cukup. Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang
diberikan oleh perusahaan, baik informasi keuangan maupun informasi non
keuangan. Pengungkapan penuh tidak hanya meliputi laporan keuangan tetapi juga
mencakup informasi yang diberikan pada management letter, company prospect dan
sebagainya. Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar
akuntansi yang berlaku. Sementara pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup
ditambah dengan informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan
keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.
Kualitas
Pengungkapan
Kualitas
Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dikenal dengan berbagai konsep.
Antara lain kecukupan (adequacy) (Buzby, 1975), kelengkapan (comprehensiveness)
(Barret, 1976), Informatif (informativeness) (Alford et al., 1993), dan tepat
waktu (time lines) (Courtis, 1976; Whittred, 1980). Imhoff (1992) menunjuk pada
tingkat kelengkapan sebagai karakteristik kualitas pengungkapan, sementara
Singhvi dan Desai (1971) menunjuk pada kelengkapan (completeness), akurasi
(Accuracy), dan keandalan (reliability) sebagai karakteristik kualitas
pengungkapan. Indikator empiris kualitas ungkapan tersebut berupa indeks
pengungkapan (disclosure index) yang merupakan rasio (ratio) antara jumlah
elemen (item) informasi yang dipenuhi dengan jumlah elemen yang mungkin
dipenuhi. Makin tinggi angka indeks pengungkapan, maka makin tinggi kualitas.
BAB 5 TRANSLASI MATA
UANG ASING (Bagian I dan II)
5.1 Perbedaan
translasi dan konversi antar mata uang asing
Translasi
mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.
Perbedaannya
adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah
necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai
ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya
pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.
5.2 Istilah-istilah
dalam translasi mata uang asing
Istilah
dalam transaksi mata uang asing, sebagai berikut:
- Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
- Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
5.3 Perbedaan
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
Jika
sudut pandang mata uang local yang digunakan (sudut pandang perusahaan local),
masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan.
Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan
hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi
tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut
pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika
mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan
yang ditranslasikan (sudut pandang induk perusahaan), sangat disarankan untuk
mengakui keuntungan atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut
pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan
dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan
kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan
harus diakui.
5.4 Menghitung
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
-Penangguhan
Perubahan
nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan
luar negeri tidak direalisasikan dan tidak
berpengaruh terhadap arus kas mata uang
lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
-Pengangguhan
dan Amortisasi
Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
- Penangguhan
parsial
Keuntungan
dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah
terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
- Tidak
ditangguhkan
Mengakui
keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin.
Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan
akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan
fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai
tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau
penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui.
5.5 Pengaruh
penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan
Walaupun
sebagian besar isu teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan
sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata
merupakan suatu pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh
perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar,
pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi
pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan
pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan
besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-eksekutif keuangan, akuntan, dan
komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari
translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki
akuntansi intemasional ini.
- Single Rate Method
Berdasarkan
pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap
oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan
afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan
“rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi
bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan
metode kurs berlaku.
Karena
semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu
konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan
asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas
individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri,
bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun
menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh
sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi,
yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk,
hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan
perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal, yaitu
mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam
metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan
perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana
perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva dip=roleh
sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA
1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari
perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya
historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap
$1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai
aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).
Metode
kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta
lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi
valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi
berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva
tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap
di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.
- Multiple Rate Methods
Metode-metode
kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini:
- Metode berlaku-historis
Berdasarkan
pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain
sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak
di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya
dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan
dengan kurs historis.
Item-item
laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan
dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata
tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan
amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat
aset yang bersangkutan diperoleh.
Metodologi
ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang
memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan
kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi
seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.
- Metode moneter-nonmoneter
Seperti
halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola
klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena
item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk
mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen
yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
- Metode Temporal
Menurut
pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi
pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini
tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur;
metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing,
misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian
aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki
pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan
akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain
diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi
(harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan
harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti
persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang
berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.
Menurut
Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan
untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang
luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar
negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa uang,
piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya
ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan
kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs
yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.
Metode
translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yang menggunakan kurs
translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam
nilai ekuivalen dalam mata uang domestic atau metode yang menggunakan berbagai macam
kurs.
- Metode Kurs Tunggal
Metode
ini sudah lama popular di Eropa, menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs
terkini dan kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancer.
Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan
menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui.
Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode
tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing memiliki domisili pelaporannya
sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan
usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dikatakan
menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata uang digunakan
untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.
- Metode Kurs Berganda
Metode
Kurs Berganda menggabungkan kurs nilai tukar histories dan kurs nilai tukar
kini dalam proses translasi.
- Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan
Metode Kini-Non Kini, aktiva lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar
negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya
berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancer ditranslasikan
berdasarkan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi
dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam
setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan
periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan
kurs histories yang tercatat saaat aktiva tersebut diperoleh.
Namun
demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs
akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancer secara tidak langsung
menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama
menghadapi resiko nilai tukar.
- Metode Moneter-Nonmoneter
Metode
Moneter-Non Moneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca unutk menentukan
kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka
panjang, dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs
histories. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur
yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-non kini.
- Metode Temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, tranlasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah
atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran.
Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang
denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Berdasarkan
GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang
dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan
dibayar pada saat jatuh temponya.
5.6 Metode
Translasi Mata Uang Asing Terbaik Sesuai Kondisi Usaha Dan Pasar Uang
Berdasarkan
metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang
mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang
nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan
berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya
histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar
histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik.
Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
5.7 Hubungan
Antara Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan
masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
BAB 6 PELAPORAN
KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
6.1 Mengapa
Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan
Harga
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Ketidakakuratan
pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan. Laba yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :
- Kenaikan dalam proporsi pajak.
- Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
- Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
- Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keungan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli
unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata
uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli perode ini), yang
kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang
konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul
dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi.
Oleh
karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan
karena :
- Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
- Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
- Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun
laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif
inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi
inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang
kebanyakan harta.
6.2 Istilah-Istilah
Akuntansi Inflasi Dan Pengaruh Penyesuaian Harga Terhadap Laporan Keuangan
- Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh biaya histori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
- Penyesuaian Biaya Kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu.
- Kekayaan yang Dapat Dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
- Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
- Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
- Keuntungan Kepemilikan Suatu Investasi. Kenaikan biaya kini suatu aktiva nonmoneter.
- Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat tingkat harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 % pertahun.
- Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perkeonomian.
- Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap di masa depan seperti kas atau piutang usaha.
- Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
- Kewajiban Moneter. Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang tetap di masa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
- Kerugian Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
- Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan operasinya.
- Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
- Aktiva Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
- Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
- Kewajiban Moneter. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas tetap di masa depan seperti uang muka pelanggan.
- Aktiva Permanen. Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau amortisasi.
- Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang / numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
- Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh barang dan jasa.
- Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
- Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
- Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Metode Nyatakan Kembali-Translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang beralokasi di sebuah lingkungan berinflasi.
- Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan.
- Metode Tranlasikan-Nyatakan Kembali. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk perusahaan.
6.3 Perbedaan
Model Akuntansi Biaya Terkini Dan Konvensional
Secara umum, dalam
akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis
yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi
konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun
perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan
daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara
ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih
tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat
beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain
akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga
umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen
laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama
sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi
berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut
relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat
ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi
tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari
dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum
terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian
berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
6.4 Perbedaan
Akuntansi Inflasi Di AS, Inggris, Dan Brazil
Amerika
Serikat
Pada
tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement
of Financial Accounting Standards-SAFS) No. 33 Berjudul “Pelaporan Keuangan
dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang
memiliki persediaan dan aktiva tetap (sebelum dikurangi dengan depresiasi) yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar (setelah
dikurangi dengan akumulasi depresiasi) untuk selama lima tahun mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya beli konstan biaya kini.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33
menemukan bahwa :
- Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
- Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar.
- Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Perusahaan
pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut untuk masing-masing dari
5 tahun terkini :
- Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
- Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
- Keuntungan atau kerugiaan daya beli (moneter) atas pos-poss moneter bersih.
- Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inlasi (perubahan tingkat harga umum).
- Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
- Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
- Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
- Deviden per saham biasa.
- Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
- Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Committee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standards
Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3
tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu :
- Standar AS menghaaruskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
- Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
- ·Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Brasil
Akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok
pilihan pelaporan, hukum perusahaan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang
akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks
harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tanguhan dan deprsiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi
(termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang
saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba
ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian
tingkat harga terhadap modal.
6.5 Pelaporan
Keuangan Dalam Perekonomian Hiperinflasi
ED
PSAK 63:
Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29
Financial
Reporting in Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan
penyajian
kembali laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang
pelaporan entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan
dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos
terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir
periode pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan
laba rugi dan diungkapkan terpisah.
Dalam
ekonomi hiperinflasi, laporan keuangan, baik yang disusun berdasarkan pendekatan
biaya historis maupun pendekatan biaya kini, hanya akan berguna jika dinyatakan
dalam unit pengukuran yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Oleh karena
itu, Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang menyajikan laporan keuangan
dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Entitas tidak diizinkan menyajikan secara
terpisah laporan keuangan yang tidak disajikan kembali walaupun melampirkan informasi
yang disyaratkan.
6.6 Apakah
Dolar Konstan Atau Biaya Kini Lebih Baik Untuk Mengukur Pengaruh Inflasi
Keuntungan
dan kerugiaan pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan
ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta transaksi dalam seluruh
aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang jangka panjang ). Angka yang
dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan
dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan
yang lain.
Di
Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja
moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui
perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme penyesuaian
mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham berasal dari
pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini
ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan
ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai “ Laba Biaya Kini
Tertribusi Kepada Pemegang Saham “. Pendekatan Brasil yang tidak lagi
diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit,
karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.
Namun demikian, peyesuaian dan penyajian bersih aktiva pemanen atau kerugian
daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau
kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas
menunjukkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih
besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukkan adanya sebagai modal kerja
yang didanai oleh ekuitas. Kerugiaan daya beli diakui untuk bagian ini selama
periode inflasi.
6.7 Definisi
Penurunan Ganda (Double Dip) Dan Cara
Penanganannya
Kehati-hatian
harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini timbul dari
fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan
dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu
hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu negara dengan nilai
eksternal valutanya., bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini
jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya, besarnya
penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena perhitungan-ganda akan
bervariasi tergantung pada kadar korelasi negatif antara kurs dengan perbedan
inflasi. Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban
depresiasi dirancang untuk menentukan laba, seperti dilaporkan agar tidak
terjadi overstatement laba. Meskipun begitu akibat hubungan negatif antara
inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan saru
dengan laporan keuangan yang lain yang berurutan , yang umumnya diakibatkan
oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu), akan menyebabkan
perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi (yaitu,
penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian translasi yang telah tercermin dalam
laba seperti dilaporkan sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian
dari penyesuaian inflasi. Penyesuaian di atas relevan untuk
perusahaan-perusahaan multinasional yang berbasis di AS, yang telah mengadopsi
dolar sebagai valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FAS No. 52 dan
yang mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Penyesuaian
tersebut sangat berhubungan erat dengan perusahaan-perusahaan multinasional
Eropa, jika kita melihat metode-metode translasi valuta yang dewasa ini mereka
paki. Dalam sebuah survey mengenai praktik-praktik translasi valuta asing di
Denmark, Jerman, Belanda, Swedia, Swiss, dan Inggris, perusahaan-perusahaan
disana mendemonstrasikan kecendrungan ke arah penggunaan metode translasi kurs
berjalan. Walaupun banyak perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian translasi
valuta dalam cadangan neraca, sejumlah besar perushaan, terutama di Jerman,
Belanda, dan Swedia mencerminkan keuntungan dan kerugian semacam itu langsung
di dalam laba berjalan. Tanpa adanya penyesuaian untuk menghindari perhitungan
ganda yang telah di singgung sebelumnya., perusahaan-perusahaan semcam itu bisa
berakhir dengan laba yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, karena inflasi
luar negeri dihitung dua kali.
Kasus 5-2 Lihat dulu, Baru percaya
1. Diskusikan
paling tidak lima ciri yang memperkirakan level pengungkapan yang rendah di
Meksiko. Respon anda harus berdasarkan atas ulasan materi yang ada di bab 2 dan
bab 4 ini, sebagai tambahan dari kasus diatas.
Jawab :
-
Sumber pembiayaan Sektor swasta di
Meksiko sebagian besar telah di danai oleh kelompok-kelompok keluarga dan Bank.
Sangat berkorelasi dengan rendahnya tingkat pengungkapan.
-
Keterlibatan pemerintah Beberapa
industri telah dibuat privasi. Banyak perusahaan dimeksiko masih dimiliki oleh
pemerintah, bank-bank dan kelompok kelompok keluarga yang membiayai swasta
tradisional telah mempertahankan hubungan dekat dengan pejabat publik. Sistem
hukum Meksiko Sistem hukum kode negara di meksiko memang rendah. Namun profesi
akuntansi meksiko pada saat lalu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan AS
dan sebagian besar memiliki sistem hukum kode.
-
Tingkat pembangunan ekonomi Relatif
sedikit lebih berkembang dari Eropa barat dan negara-negara Anglo-Amerika.
Pengungkapannya juga relatif rendah.
-
Tingkat perlindungan pemegang saham.
Persyaratan hukum relatif rendah
2.
Diskusikan ciri atau fitur yang
memperkirakan level pegungkapan tinggi di Meksiko.
Jawab
:
·
Hubungan historis yang erat antara
meksiko dan profesi akuntansi Amerika Serikat (bab 4) akan mendorong praktik
pengungkapn di Meksiko untuk meniru orang-orang di Amerika Serikat, yang
merupakan teringgal di dunia
·
NAFTA dan hubungan dekat yang
dihasilkan antara meksiko dan AS telah menyebabkan akuntan dan regulator dari
semua negara dan ketiga negara untuk mengejar harmonisasi standar akuntansi. Di
meksiko harmonisasi akan memerlukan peningkatan besar dalam pengungkapan
keuangan
·
Berkurangnya kepemilikan pemerintah
dalam perekonomian, mengurangi pengaruh pemerintah di sektor swasta dan semakin
pentingnya pasar saham publik di Meksiko semua cenderung ke arah peningkatan
keterbukaan keuangan.
·
Sebagai negara berkembang, Meksiko
perlu mengimpor sejumlah besar modal untuk membiayai pertumbuhan ekonomi.
Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kreditur asing dan investor
adalah kekuatan yang kuat terhadap pengungkapan keuangan yang meningkat.
3. Pengukuran
akuntansi dan praktik pengungkapan adalah meningkatkan (dari sudut pandang
proteksi investor) perekonomian pada pasar yang baru muncul. Seperti apakah
peningkatan yang terjadi di Meksiko? Diskusikan faktor yang yang menjelaskan
mengapa terjadi peningkatan. Sekali lagi, mengacu pada materi yang disajikan di
Bab 2 dab Bab 4 sebagai tambahan dari informasi diatas.
Jawab
:
·
Penguatan Hukum surat berhargaPasar
Hukum atas tindakan ilegal dan penipuan dalam institusi keuangan.
·
Meningkatnya Pengaruh IAS, seperti
pada penerapan IAS No 21 tentang penjabaran mata uang asing.
·
Penghapusan penggunaan penilaian
atau indeks harga tertentu dalam menyatakan biaya penggantian lancar pada
akuntansi tingkat harga umum.
SUMBER
: