1. Pengangguran
PENGERTIAN PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja
dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah
pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro
ekonomi yang paling utama.
Dua Dasar Utama Klasifikasi Pengangguran :
Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach)
· Pendekatan
Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)
Dalam pendekatan ini angkatan kerja dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga
pengangguran terbuka (open Unemployment). Berdasarkan kelompok ini, tingkat
pengguran di Indonesia umumnya relative rendah, yaitu 3% – 5% per tahun.
Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang
bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya, jam kerja mereka
dalam sminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan kelompok ini, tingkat
pengangguran di Indonesia relative tinggi, karena angkanya berkisar 35% per
tahun.
Bekerja penuh (Employed), yaitu orang – orang yang bekerja
penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
Jenis – Jenis Pengangguran
Pengangguran friksional (Frictional
Unemployment)adalah pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering
disebut pengangguran sukarela.
Pengangguran struktural (Struktural
Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand).
Pengangguran konjungtural (Cycle
Unemployment)adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang
muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.
Pengangguran struktual adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pengganguran adalah sebagai berikut:
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan
Kerja.
Struktur Lapangan Kerja Tidak
Seimbang.
Kurangnya informasi.
Tidak adanya sistem penerimaan pulik.
Pendidikan dan ketrampilan yang rendah
Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara
melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi.
Teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh
kemampuan manusia.
DAMPAK – DAMPAK DARI PENGANGGURAN
pendapatan nasiomal Riil (nyata) yang dicapai oleh
masyarakat lebih rendah dari pada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Sehingga kemakmuran yang dicapai masyarakat pun lebih rendah.
Pengangguran menyebabkan kegiatan perekonomian menurun
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Tingkat kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat
lebih rendah daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
Berkurangnya investor untuk melakukan perluasan dan
pendirian industri baru. Sehingga, tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan
ekonomi pun tidak meningkat.
menambah beban pengeluaran negara.
menimbulkan ketidak stabilan politik
jumlah penduduk miskin semakin bertambah yang berarti beban
pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan kian terasa berat
Meningkatnya tindak kriminalitas yang akan meresahkan
masyarakat
Dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan diri dan
menimbulkan perselisihan dalam keluarga
Upaya Mengatasi Pengangguran
Untuk dapat mengatasi masalah penganguran, hal yang dapat
dilakukan adalah:
Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja
Memberikan informasi yang cepat jika ada lowongan pekerjaan
disektor lain
Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil
Melakukan pelatihan dibidang keterampilan lain,untuk
memanfaatkan waktu hingga musimm tertentu
Mengintensifkan program keluarga berencana
Mengadakan program transmigrasi
Meningkatkan kualitas tenga kerja
Memberikan kemudahan pada investor baru untuk mendirikan
industri baru
Mendorong majunya pendidikan
Memperbanyak industri padat karya
2. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor terebut antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan
permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan
produksi dan distribusi (kurangnya produksi dan juga termasuk kurangnya
distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi
dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh
Pemerintah seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif),
kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar
negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya
defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara
itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya
harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar
negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan
pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan
dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi
tertutup(Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi
pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi
terbuka(Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian
hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot
disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi juga dapat
dibedakan menjadi:
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif-
tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang
parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan
tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup
mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Berikut ini adalah dampak positif inflasi terhadap
perekonomian masyarakat
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
Dampak negatif inflasi terhadap perekonomian masyarakat
1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Berikut adalah pihak-pihak yang diuntungkan dengan adanya
inflasi:
a. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya
inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam
jumlah besar.
b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan
kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah
dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan
spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum
terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga
terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka.
d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil
sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi
daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai
dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para
pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang
mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan
jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.
Sedangkan pihak-pihak yang dirugikan antar lain:
a. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal,
sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum
terjadinya inflasi.
b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan
penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan
jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit,
sehingga pendapatan nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan
atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.
c. Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan
tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan
terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh
dari proyek yang dikerjakan.
d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari
pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya
inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas,
sesudah inflasi = 20 gram emas.
e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang
diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan
kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga
barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih
rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar